Kamis, 06 Oktober 2011

KUESIONER MMPM

Gizi Tepat Saat Hamil

KEBUTUHAN GIZI

* Kalori

Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III, kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.

* Protein

Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.

* Lemak

Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.

* Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.

* Vitamin dan mineral

Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Tak cuma itu. Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino.

Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.

DAMPAK KURANG GIZI

Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II

dan III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.

Padahal, tak sulit memperoleh tambahan zat besi dan asam folat ini. Selain dari suplemen, juga dari bahan makanan yang disantapnya. Namun ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin.

ANJURAN KHUSUS

Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman bahan makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa minggu kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang merupakan masa pertumbuhan janin terbesar.

Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan mual-muntah, maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang keluhan mual-muntahnya. Contohnya adalah durian. Jika tidak ada keluhan, buah ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan jumlahnya wajar, yaitu sekitar 35 gram dalam sehari.

Olahan apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan benar-benar matang dan tidak dikonsumsi bagian gosongnya. Selanjutnya, apabila ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka camilan tanpa kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar, gelatin dan sejenisnya.

Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan diminum selama hamil karena kurang mengandung zat gizi dan kemungkinan memberikan efek negatif walau hal ini masih diperdebatkan. Merokok aktif maupun pasif juga harus dihentikan karena berkaitan dengan tingginya risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur, ataupun lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).

PANTAU KENAIKAN BERAT BADAN

Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya, pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap minggunya.

Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai kenaikan BB sebanyak 12,5­18 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan mencapai kenaikan BB sebesar 11,5­16 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya hanya 7­,115 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih sedikit pada akhir kehamilannya. Agar kenaikan berat badan terjaga, tentu saja ibu perlu secara berkala dan rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan kehamilan.

MENU SEHARI IBU HAMIL

Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari:



Kelompok bahan makanan: Porsi:
roti, serealia, nasi dan mi 6 piring/porsi
sayuran 3 mangkuk
buah 4 potong
susu, yogurt, dan atau keju 2 gelas
daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan 3 potong
lemak, minyak 5 sendok teh
gula 2 sendok makan

Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil

Bahan makanan Porsi hidangan sehari Jenis hidangan
Nasi 5 + 1 porsi

Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang

Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang

Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi

Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang

Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang

Selingan: susu 1 gelas

Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Tempe 3 potong
Daging 3 potong
Susu 2 gelas
Minyak 5 sendok teh
Gula 2 sendok makan

Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:

* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:

Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50 gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)

* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:

1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya.

* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.

* 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram),

2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.

* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:

Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya.

* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:

4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.

* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:

avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.

* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:

1 sendok makan madu (15 gram)

Konsultan ahli:

DR. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc,

dari Departemen Ilmu Gizi FKUI

tabloid-nakita.com

Kebutuhan Gizi Balita

Usia dibawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara psikologis, rentang usia ini sangat menentukan karakter anak. Jika anak sering diejek atau dicemooh, kemungkinan besar akan tumbuh menjadi anak yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Anak yang selalu dimanja akan tumbuh menjadi anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Demikian juga anak yang selalu ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh dengan ketakutan bahkan sampai depresi. Sebaliknya, anak yang dididik dengan pujian dan arahan yang benar, akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri karena sejak kecil dia merasa dihargai oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.

Demikian pula dengan cara orang tua memberi makan kepada anak. Jika dengan paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cenderung semakin menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti permen tetapi tidak diikuti dengan memberi pemahaman jelas, juga akan menimbulkan rasa untuk memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya diwujudkan dengan semakin menyukai makanan tersebut, dan dengan sembunyi-sembunyi makan dalam jumlah yang banyak karena takut ketahuan.

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan anak pasa masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernakan usia ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat rentan terhadap penyakit gigi sehingga menyulitkan makannya. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Karena itu, pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.

Makanan yang tidak disukai anak juga tidak perlu dipaksakan. Namun, sayuran tetap dianjurkan untuk selalu diberikan meskipun si anak sering tidak menyukainya. Pemberian sayuran juga disiasati dengan cara dibuat jus yang dikombinasikan dengan buah-buahan sehingga rasanya lebih enak. Misalnya, sawi hijau bisa dikombinasikan dengan nanas yang sudah direbus. Anak usia balita belum dianjurkan diberi sayuran mentah karena enzim pencernaannya belum berkembang sempurna.

Rasa dan cara penyajian makanan sangat mempengaruhi kemauan anak untuk makan. Jika rasa jus tidak enak dan anak menolak, kita bisa membuat variasi jus lain yang lebih disukai anak. Namun, ada beberapa jenis buah berserat tinggi dan mengandung zat-zat berbahaya bagi saluran pencernakan balita yang sebaiknya tidak diberikan. Misalnya rambutan, manggis, nangka, sawo, dan durian.


Pentingnya gizi bagi balita

I. Pendahuluan
Ciri anak sehat dpat dilihat dari segi fisik dan tingkah
lakunya. Anak yang sehat akan merasa senang apabila diajak
bermain, periang, mempunyai tubuh yang proporsional, dan
penuh dengan semangat. Ia pintar bersosialisasi dengan
yang lain. Kesehatan tubuh anak sangat erat kaitannya
dengan makanan yang dikonsumsi. Banyaknya zat-zat tidak
baik yang masuk ke dalam tubh melalui makanan sangat
mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, kita harus selalu
menjaga pola makan.
Melalui tulisan ini, saya akan menjabarkan mengenai
manfaat pemenuhan gizi pada balita, macam-macam gizi yang
diperlukan oleh anak sekaligus bahan makanan yang
mengandung zat tersebut, dan contoh makanan yang layak
untuk dikonsumsi untuk pemenuhan gizi.

II. Latar Belakang
Setiap ibu mendambakan seorang anak yang sehat, namun
beberapa dari mereka tidak mengetahui mengenai gizi-gizi
yang harus dipenuhi seorang anak agar dapat berkembang
dengan baik. Mereka hanya menyediakan makanan, yang
seharusnya menjadi sumber gizi bagi tubuh, dengan kurang
berhati-hati. Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya
masalah yang timbul mengenai gizi buruk pada balita adalah
faktor ekonomi, lingkungan, dan ketidaktahuan orangtua.
Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak
memenuhi kubutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita
cermati, pemenuhan gizi bagi anak tidaklah mahal, terlebih
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus
dibeli ketika berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang
kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak,
sebagai contohnya, seringnya anak jajan sembarangan di
tepi jalan, karena melihat teman-temannya yang juga sedang
jajan sembarangan.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat
adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang
harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya
justru membelikan makanan yang enak ke[ada anaknya tanpa
tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang
cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan
sehat yang mengandung banyak gizi.

III. Tujuan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah:
1. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan
tubuh.
2. Memberitahukan kepada para ibu dan calon ibu untuk
berhati-hati dalam memilihkan makanan untuk sang buah hati
3. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan
suatu kebutuhan yang mendesak bagi tubuh, sehingga perlu
dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.

IV. Pembahasan
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan
normal. Secara fisik, anak sehat dapat dilihat dari
naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur, dan
proporsional. Secara psikis, anak yang sehat akan terus
bertambah cerdas, perasaan bertambah peka, dan dapat
bersosialisasi dengan baik. Bukan hanya itu saja, anak
yang sehat tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang
terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap oleh
tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi
memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antara
lain diare, disentri, gondok, busung lapar, Defisiensi
Kurang Kalori Protein (KKP), Defisensi Vitamin A,
Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan
beberapa penyakit lainnya. Meskipun kekurangan gizi bukan
merupakan hal baik untuk balita, bukan berarti apabila
seorang balita diberikan asupan gizi secara berlebih
(misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat
tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh
balita justru akan mengalami kehilangan kemampuan untuk
‘membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah masuknya
penyakit.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi
dapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yang
diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami
pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal,
sesuai dengan potensi genetiknya.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mampunyai
dendrit, yang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan.
Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti
lebih banyak sinapsis yang berkemampuan dalam belajar.
Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang tersedia
tidak cukup, maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan
berkurang, sehingga mengakibatkan fungsi mentalnya
berkurang, seperti: daya ingat dan kapasitas belajar
kurang.
Pada anak usia dua sampai tiga tahun, mulai mendapatkan
masukan gizi-gizi yang khusus, seperti seng dan vitamin A.
Hal ini perlu diwaspadai, karena mempunyai relevansi
dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak, yang
pada akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak dalam
memecahkan masalah dan mengingat informasi serta
mengurangi daya cipta. Zat lain yang perlu diwaspadai
adalah zat besi, karena dapat mengakibatkan kelainan
fungsi otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudah
terkena infeksi.
ASI merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alami
yang diberikan ibu kepada anaknya. ASI banyak mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan air yang berubah
menjadi sebuah fondasi yang sangat kokoh untuk melindungi
tubuh dari penyakit. ASI juga mengandung kolostrum, yaitu
suatu zat kekebalan tubuh yang khusus, dan tidak pernah
terdapat pada jenis makanan yang lain. Berikut adalah
kelebihan-kelebihan ASI:
1. Mengandung Nutrien yang diperlukan oleh otak bayi:
a). Taurin, semacam zat putih telur yang hanya ada pada
ASI
b). Laktosa, zat hidrat arang dari ASI
c). Asam Lemak Ikatan Panjang
2. Mengandung lebih banyak laktosa
3. Mengandung vitamin yang cukup
4. Mengandung cukup air
5. Mengandung garam, kalsium dan fosfat yang tepat
6. Mengandung antibodi
7. Mengandung sel darah putih hidup
8. Mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang
membantu bakteri khusus yaitu Lactobacillus bifidus yang
tumbuh dalam usus bayi
Meskipun ASI kaya akan gizi, namun ASI tidak diberikan
seumur hidup. Setelah bayi berumur kurang lebih satu
tahun, ia sudah boleh memakan makanan layaknya orang
dewasa. Tetapi untuk tetap menjaga kekebalan tubuhnya
terhadap penyakit, anak harus diberikan makanan yang
sehat, yaitu makanan yang tidak mengandung kuman penyakit
yang dapat membahayakan tubuh. Zat makanan atau zat gizi
yang diperlukan tubuh antara lain karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air.
Karbohidrat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi
utama. Apabila kekurangan karbohidrat, tubuh akan terasa
berat dan lemah. Karbohidrat banyak terdapat pada
umbi-umbian. Sedangkan lemak berfungsi untuk melindungi
organ tubuh, pelarut vitamin A,D, E, dan K, dan sebagai
sumber energi. Protein banyak terdapat pada keju, susu,
kelapa, dan avokad. Protien berfungsi untuk mengganti
sel-sel tubuh yang rusak, banyak terdapat pada telur,
gandum, dan kacang-kacangan. Vitamin berfungsi untuk
memperlancar proses pengolahan makanan. Vitamin banyak
terdapat pada buah-buahan. Makanan yang mengandung keenam
zat gizi tersebut disebut 4 sehat 5 sempurna.
Sebaiknya anak perlu dibiasakan memakan makanan yang sehat
dengan menu seimbang yang di Indonesia dikenal dengan
sebutan 4 sehat 5 sempurna. Makanan yang terdiri dari
nasi, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan susu tersebut
mengandung keenam gizi yang diperlukan oleh tubuh.
Karbohidrat terkandung dalam nasi, lemak banyak teradapat
pada lauk pauk, protein terkandung dalam sayuran,
sedangkan buah-buahan dan susu banyak mengandung vitamin,
mineral, dan air.

V. Kesimpulan dan Saran
Balita masih sangat rawan terhadap berbagai macam
penyakit. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya
belum benar-benar terbentuk. Oleh karena itu anak harus
diberikan asupan gizi yang cukup. Gizi tersebut akan
membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat,
sehingga anak tidak mudah sakit. Untuk menyediakan gizi
yang cukup bagi balita, hanya diperlukan menu sehat
seimbang yang dikenal dengan nama 4 sehat 5 sempurna yang
terdiri atas nasi, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan
susu.

VI. Daftar Pustaka
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.
Rieneka Cipta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta:
Erlangga.